Kabupaten Karawang – Namanya Sarah Ali Ali. Mahasiswi Prodi Ilmu Pemerintahan, FISIP Universitas Singaperbangsa Karawang.
Beberapa hari lalu, ia bercengkrama dan berdiskusi dengan para pimpinan Fakultas dan Program Studi. Ada Wadek Dekan Bidang Akademik & Kemahasiswaan, Bapak Dadan Kurniansyah, S.I.P., M.Si., dan Wadek Bidang Umum dan Keuangan, Bapak Maulana Rifai, S.IP., M.A.
Turut hadir juga Koordinator Program Studi Ilmu Pemerintahan, Bapak Rachmat Ramdani. S.IP.,M.IPol. Diskusi itu berlangsung hangat, meskipun Sarah adalah WNA alias warga negara asing. Asal Sarah jauh, dari Yaman.
Negara ini salah satu negara di Timur Tengah dengan PDB sekitar Rp37 ribu trilun per tahun.
Sebenarnya dari segi jarak, bisa saja Sarah memilih untuk kuliah di Mesir atau Arab Saudi. Paling tidak, ongkos tiketnya lebih murah dibandingkan ke Indonesia.
Tetapi takdir berkata lain. Sarah kuliah di FISIP Unsika. Sarah penasaran dengan budaya masyarakat Indonesia, yang konon katanya memiliki toleransi yang tinggi dibandingkan negara-negara lain. Akhirnya dia pun mengikuti seleksi masuk program kelas Internasional di Unsika.
Bulan lalu, Sarah resmi menjadi civitas FISIP Unsika. Dia menjadi mahasiswa internasional perdana di Prodi Ilmu Pemerintahan, sejak prodi ini berdiri 13 tahun lalu.
Sarah mengikuti program kelas internasional atau International Undergraduate Program, program yang tengah digenjot Unsika sejak tahun lalu. Kelas internasional menjadi tonggak penting bagi Unsika, khususnya FISIP.
Di berbagai kesempatan, Ibu Prof. Dr. Sri Mulyani, Ak., CA., ASEAN CPA, Rektor Unsika, menyampaikan bahwa Unsika terbuka terhadap mahasiswa internasional yang ingin menempuh Pendidikan perkuliahan di Unsika. Ibu Sri Mulyani juga meminta para mahasiswa internasional mengikuti organisasi mahasiswa di lingkungan Unsika.
“Mari bergabung dengan beragam aktivitas di sini, merasa bahagia dan bangga menjadi bagian dari Unsika. Silakan bersilaturahmi untuk mendapatkan lebih banyak pengetahuan dan pengalaman,” pidato ibu Sri Mulyani kepada seluruh mahasiswa baru, 21 September lalu.
Memang di zaman sekarang ini, mapan secara keilmuan dan usia saja tidaklah cukup. Kampus juga harus populer. Maklum sekarang kita sedang berada di zaman budaya pop.
Apalagi Unsika sekarang ini sudah dinobatkan menjadi kampus Badan Layanan Umum (BLU). Mau tidak mau harus mandiri, karena tidak lagi sepenuhnya disuapi negara.
Balik ke Sarah lagi. Dia menjadi satu dari 3 mahasiswa internasional yang mengecap studi sarjana di FISIP Unsika. Dua lagi bernama Aruzhan Tleuman dari Kazakhtan dan Muhammad Zamir Awan dari Pakistan. Keduanya adalah mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi semester 3.
Menurut Bapak Rachmat Ramdani. S.IP.,M.IPol., dengan program kelas internasional, reputasi Unsika sebagai perguruan tinggi negeri bukan saja meningkat secara nasional tetapi juga internasional. “Semoga semakin banyak lagi mahasiswa internasional yang kuliah di FISIP Unsika ke depan,” kata pria yang akrab disapa Pak Alan ini.
Sementara Koordinator Prodi Ilmu Komunikasi Bapak Dr. Zainal Abidin , S.I.Kom., M.I.Kom. optimis, mahasiswa internasional akan nyaman berkuliah di FISIP Unsika, khususnya di Prodi Ilkom. Sebab dosen-dosen Prodi Ilkom, selain terampil dan kompeten di bidangnya, juga memiliki kepedulian yang tinggi terhadap perkembangan studi mahasiswa.
“Mahasiswa yang dari Kazhakstan dan Pakistan, akan kita fasilitasi untuk mendapat pendidikan agar menjadi lulusan yang membanggakan, seperti mahasiswa lainnya di Ilkom,” kata Doktor komunikasi lulusan Unpad itu, sambil sesekali menyuruput kopi.
Bapak Zainal juga berharap, kehadiran mahasiswa internasional di Fisip Unsika bisa membawa semangat baru untuk mahasiswa Fisip. “Sehingga semua mahasiswa Fisip bisa cepat lulus dan mendapat pekerjaan yang baik,” harapan Pak Zainal.
-FISIPUnsika-