FISIP Unsika – Kabar sungkawa itu beredar pertama kali di grup WhatsApp FISIP. Kami, para dosen dan tendik kaget. Rabu sekitar pukul 5 pagi, kami mendapat pesan, kalau Bapak Suhendar Pramubakti atau yang akrab disapa Mang Hendar telah meninggal dunia.
Mang Hendar wafat sekitar jam 3 dini hari pada Rabu, 16 November 2022. FISIP berduka: dosen, pegawai dan tendik, mahasiswa hingga para alumni.
Pengantaran jenazah Mang Hendar ke makam
Maklum Mang Hendar dikenal rajin dan jarang menolak jika dimintai tolong oleh para dosen dan pegawai FISIP. Membukakan pintu Gedung FISIP di pagi hari, membersihkan ruangan kelas dan ruangan dosen, menyelesaikan pekerjaan domestik lainnya yang ada di ruang pantri, hingga menutup kembali pintu Gedung FISIP di malam hari, adalah rutinitas Mang Hendar.
Semua pekerjaan dilakukan Mang Hendar, dengan cekatan, penuh tanggung jawab dan tanpa mengeluh. Karakter Mang Hendar. Masuk pagi, pulang malam, begitulah aktivitas Mang Hendar setiap hari kerja.
Memang beberapa hari sebelum wafat, Mang Hendar sempat mengaku tidak enak badan. Dan sering termenung ketika sedang tidak ada pekerjaan. Meski demikian, Mang Hendar tetap masuk kantor.
Barangkali Mang Hendar sungkan jika tidak masuk kantor, meskipun kondisi tidak fit. Karena memang rumah Mang Hendar tak jauh dari kampus Unsika, masuk dari jalan samping tembok Unsika, tepat di pinggi Sungai Citarum.
Pemakaman Mang Hendar
Berdasarkan cerita istri Mang Hendar, informasi kondisi fisik Mang Hendar yang menurun beberapa hari sebelum meninggal, justru diperolehnya dari pegawai FISIP. “Kalau saya tahu kan saya minta nggak kerja dulu,” kata Istri Mang Hendar.
Istri Mang Hendar juga tidak merasa ada tanda-tanda Mang Hendar akan berpulang. Sehari sebelumnya, Mang Hendar masih bekerja seperti biasa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Singaperbangsa.
Sekitar jam setengah 10 malam, Mang Hendar pulang kerja. Tetapi tidak langsung masuk ke dalam rumah. Mang Hendar sempat di teras untuk beberapa saat. Setelah itu, mang Hendar masuk. Lalu, Almarhum sempat memperbaiki televisi keluarga yang lagi rusak. Sayangnya, Mang Hendar gagal membetulkannya.
Lalu mang Hendar memegang telepon seluluernya selama beberapa jam. Cukup lama. Setelah itu, Mang Hendar ke belakang. Tiba-tiba sang Istri mendengar bunyi barang jatuh. Ternyata Mang Hendar tanpa sengaja menjatuhkan barang tersebut, karena kondisi kesehatannya semakin memburuk.
Tahlilan di rumah Almarhum Mang Hendar
Kemudian Mang Hendar istirahat sambil tiduran. Sesaat setelah itu, Mang Hendar mengalami sesak. Mang Hendar langsung dibawa ke rumah sakit. Sayang, nyawa mang Hendar tak tertolong. Tangis keluarga pecah.
Mang Hendar harus kembali ke sisi-Nya di usia 44 tahun dengan meninggalkan 3 anak yang masih kecil-kecil. Anak pertama kelas 1 SMA dan dua lagi masih Sekolah Dasar (SD).
Sebelum meninggal, ada satu mimpi Mang Hendar yang ingin sekali diwujudkannya, yaitu membuat anaknya bisa kuliah di Unsika sampai sarjana dan bisa bekerja untuk membantu adik-adiknya. Untuk mendukung pendidikan anaknya, Mang Hendar pernah bertanya.
“Mau beli laptop bekas, berapa yah harganya pak?”
“Untuk apa Mang,”
“Untuk anak Pak, sekarang sudah masuk SMA,” jawab Mang Hendar.
Bagi civitas FISIP Unsika, mang Hendar bukan sekedar office boy ataupun penjaga gedung. Mang Hendar saksi sejarah perkembangan FISIP dan pembangunan Gedung FISIP serta ikut membantu FISIP mencerdaskan bangsa.
Selamat jalan Mang Hendar. Semoha Husnul Khotimah.
-Admin-